Hipotesis Alien : Apakah Kita Sendirian?






terbayang,..

Bila anda duduk di bawah cakrawala di tengah senyapnya malam, dan menyaksikan ribuan bintang yang berkelap-kelip dengan semarak, apakah yang akan terbayang dibenak anda? Ribuan tahun yang lalu, ketika nenek moyang kita menatap ke langit yang sama, berbagai kisah epik dan legenda tentang dewa-dewi pun menghiasi peradaban manusia. Kemegahan alam semesta tidak hanya menginspirasi karya sastra selama berabad-abad, tetapi juga melahirkan rasa ingin tahu yang besar untuk menyingkapkan semua misteri.

Melihat banyaknya gugusan galaksi yang berisi milyaran bintang, wajar bila pertanyaan ini timbul dalam hati manusia. “ Di alam semesta maha luas ini, apakah kita sendirian?”

Jika Alien Eksis….
Ketika berspekulasi tentang kehidupan alien, anda bebas memiliki hipotesis sendiri. Semua hal mungkin terjadi. Namun, satu-satunya referensi kita hanyalah kehidupan bumi, kita tidak menemukan perbandingan lain di planet manapun. Fakta yang kita tahu hanyalah bahwa hukum fisika berlaku universal, karena itu kelihatannya logis bila mengasumsikan semua kehidupan di galaksi manapun juga universal, walaupun terdapat berbagai variasi. 
Bila diluar sana terdapat kehidupan, barangkali ada planet tertentu juga yang mengitari sebuah bintang, dan juga ras yang cerdas seperti manusia dengan rasa ingin tahu yang besar dan sedang mencari kehidupan lain diluar planet mereka.
Rasa ingin tahu manusia memang besar. Tapi mungkinkah rasa ingin tahu ini dapat membunuh kita?
Stephen Hawking seorang ilmuwan ternama telah memperingatkan kita untuk berhenti mencoba berkomunikasi dengan mahkluk asing dari peradaban supercerdas. Menurut ilmuwan eksentrik tersebut, lebih baik kita duduk diam dari pada berkoar-koar diatas atap mengiklankan alamat kita.
Pesan Bagi Alien
Walaupun hingga kini proyek jutaan dolar dari proyek SETI (The Search for Extraterrestrial Intelligence) yang telah berjalan seabad belum menemukan bukti apapun tentang keberadaan peradaban super cerdas, para ilmuwan masih penasaran tentang kehidupan di luar sana. Dari sekian milyar galaksi yang ada, menurut ilmu matematika, ada banyak kemungkinan tak terbatas untuk menemukan kehidupan lain.
Tak terbilang banyaknya Pesan dari SETI yang telah dikirim keangkasa luar. Pesan yang dikenal dengan sebutan METI ini dapat dianalogikan menjadi botol dihanyutkan ke lautan dalam kisah bajak laut di abad pertengahan.
Cara paling konvensional adalah menempatkan informasi gambar dan suara di piringan hitam pada pesawat penjelajah Voyager dan Pioneer. Kini model komunikasi terbaru sudah dalam taraf mengirimkan gelombang radio ke ruang angkasa. Tak pelak lagi, bumi menjadi “berisik” oleh gelombang ini sejak 100 tahun yang lalu dengan harap-harap cemas gelombang ini akan menembus sepinya ruang angkasa. Jadi, jika dalam jarak 100 tahun cahaya, ada kehidupan, mereka pasti sudah mendengar kabar dari kita. Namun, 100 tahun cahaya hanyalah jarak yang singkat dibandingkan jika gelombang tersebut harus menyeberangi Bima sakti sejauh 100.000 tahun cahaya.
Mengapa Kita Tak Perlu Khawatir Serangan Alien.
Bayangkanlah sebuah peradaban super cerdas memandang kearah Bumi. Mungkinkah kita terlihat bukan apa-apa , sama seperti manusia memandang semut yang memanjat segelas jus apel. Apakah para alien itu akan menyapu habis spesies kita seperti seorang ibu rumah tangga membersihkan meja makannya dari semut?

Stephen Hawking boleh saja meyakini bahwa lubang hitam terburuk di alam semesta akan menguap seiring berjalannya waktu, tetapi ia tetap dihantui oleh bayang-bayang peradaban super cerdas di galaksi bima sakti yang konon akan menginvasi bumi.

“ Kita hanya akan mendapati bahwa kita sebenarnya telah mengembangkan hubungan komunikasi dengan sesuatu yang tidak ingin kita temui”, ujar Stephen Hawking 
Bila suatu hari nanti keturunan kita dikejar-kejar oleh alien agresif yang menginvasi bumi, tentu mereka akan segera menyalahkan kebodohan nenek moyangnya yang secara tak langsung telah mendatangkan bencana bagi masa depan bumi.
Namun benarkah bayang-bayang alien memang seseram itu? Atau kisah fiksi ilmiah ini lahir hanya karena manusia begitu ge-er , ingin menjadi pusat perhatian alam semesta?
Mimpi buruk penjajahan antar planet barangkali bisa dinetralisir dengan hipotesis yang sama masuk akal dari sudut pandang astronomi murni. Inilah 4 alasan utama mengapa alien-jika mereka eksis-  tidak akan menyerang bumi :
1. Diragukan bahwa Alien mengetahui ada peradaban cerdas di Bumi.
Seorang ilmuwan, Ian O’Neill menyatakan bahwa gelombang elektromagnetik dari telekomunikasi dari bumi akan mencapai radius 100 tahun cahaya. Area ini sudah meliputi 2000 bintang, dimana 200 diantaranya mirip matahari. Namun, estimasi dari peradaban super cerdas terdekat berjarak 1000 tahun cahaya. Artinya, mereka baru akan mendeteksi sinyal kecil dari bumi satu millennium kemudian.
2. Rentang Waktu Yang tak Mungkin
Sangat mungkin apabila peradaban alien tersebut lebih maju 10.000 hingga 10 juta tahun dari pada peradaban kita sehingga kita akan tampak seperti amuba bagi mereka. Siapa yang tertarik untuk menginvasi dunia para amuba?  
3. Tidak memerlukan sumber daya kita
Seandainya ada peradaban super seperti yang diasumsikan para ilmuwan , bisa jadi mereka tidak memerlukan apapun dari bumi. Memindahkan jarahan dan mengangkutnya melintasi galaksi tentu akan lebih menghabiskan banyak biaya dari pada membuat sendiri.
Selain itu, tampaknya bumi juga bukan merupakan tempat jajahan yang bagus. Para alien harus bekerja keras untuk membersihkan atmosfir kita yang penuh polusi. Bahkan walaupun populasi manusia dimusnahkan, tetap saja mereka harus membersihkan sampah dan reruntuhan peradaban manusia. Bukankah akan lebih mudah dan lebih murah untuk merancang program pembaharuan di sistem planet mereka sendiri?
Jika memang ada peradaban super yang mengincar bumi, dari dulu pasti mereka sudah menyeberangi galaksi untuk dan menyapu habis seisi tata surya kita sejak jutaan tahun yang lalu. Kenyataannya , hingga kini , belum ada koloni apapun yang menyerang bumi. Ada dua arti disini, koloni super cerdas itu memang tidak ada, atau koloni itu ada, akan tetapi mereka tidak berminat dengan bumi. Gagasan ini dikenal dengan Fermi paradoks.
Dalam cerita pendek terkenal, “to serve man”, karangan Damon Knight pada tahun 1950, alien berpura-pura berteman dengan manusia sebenarnya hanya untuk memangsa manusia. Namun, sebenarnya bila mereka memang mahkluk super cerdas, mereka dapat dengan mudah mereplikasi rasa kita dengan DNA untuk membuat “manusia kaleng” buatan.  
4. Garansi Tuhan
Jarak antar bintang sangat tak terbayangkan luasnya sehingga tak mungkin di seberangi mahluk hidup. Robot canggih barangkali dapat melakukannya, tetapi mereka tetap bukan mahkluk hidup.
Dapat dikatakan barangkali Tuhan memang telah memberi garansi untuk melindungi Bumi dengan menempatkannya disudut tertentu pada alam semesta seperti sebuah pulau terpencil di samudera raya. Mungkin perang antar planet memang hanya akan menjadi horror dalam dunia film fiksi ilmiah.
http://news.discovery.com/space/why-we-dont-need-to-worry-about-space-invaders.html
http://news.discovery.com/space/do-aliens-exist-will-they-kill-us.html
 

Pasang iklan GRATIS..

PASANG BANNER iklan gratis bagi 2 orang pertama..



Alamat blog :
Tema Iklan :
Gambar yang di inginkan :
Kata - kata yang ditampilkan :

bagi yang berminat bisa koment..

email : tamayp@ymail.com
 

Followers